Our Second Trip.
Biasanya jam segini sedang dalam perjalanan untuk mencari makan malam. Atau masih terjebak di jalanan kaki gunung yang curam. Kanan kiri pohon bambu dan jurang yang membuat suasana jadi horror mencekam. Begitulah kita, kebiasaan sekali berpetang ria di alam.
Lalu setelahnya, tak lupa mampir ke Mall untuk
sekadar panjat sosial. Mulai dari Hartono Mall, Jogja City Mall sampai Ambarrukmo
Plaza kita jajal. Karena kita pantang pulang sebelum badan pegal-pegal.
Esoknya, kita bangun lalu bersiap untuk melanjutkan
perjalanan. Tak lupa duduk melingkar dahulu untuk menyantap sarapan. Atau terkadang
masih tidur terlelap karena terlalu kelelahan. Eh Zidni sudah datang menjemput,
ayo kita lanjut jalan!
Sial, bisa serindu ini ya.
Rindu jeritan hati Epek yang kesakitan karena
terjepit di pojokan. Rindu lepasnya ketawa Coco waktu main tebak kata di jalan.
Rindu menggigilnya komuk Ade waktu lagi di pemandian. Rindu berkhayal Ongek
yang bakal tiba-tiba datang memberi kejutan.
Rindu suara cempreng Mute waktu berurusan sama
tabungan. Rindu jatuh Ipeh di bioskop Malang yang indah tapi kasihan. Rindu
bawelnya teriakan Firda waktu kelaparan. Rindu senandungnya Nanad Sabyan yang
begitu menawan. Rindu lihat posisi Wiwin yang selalu mati kalau lagi di jalan. Bahkan
rindu manly-nya suara Zidni waktu
bilang “Whatsapp” atau mengarahkan kita jalan Jogja lewat barat utara timur
selatan.
Rindu memang berat ya kawan. Rindu suasana di sana,
dari yang horror sampai yang memalukan. Dari yang di Jogja kepanasan sampai di
Malang kedinginan. Dari yang memalukan diri sendiri waktu dare di alun-alun sampai saling terbuka saat malam kejujuran. Tak
lupa rindu betapa begonya kita waktu main tebak kata di jalan.
Satu lagi, rindu melihat 3 putra duyung nyasar di
Air Terjun Kedung Pedut. Sial, kalau ingat bagian itu rasanya kita seperti benar-benar
keluarga:’)
Comments
Post a Comment