Tempat Terindah.

Sejujurnya aku belum pantas menulis tentang tempat terindah ini, karena mungkin ada tempat lain yang lebih indah dari ini. Tapi menurutku ada satu tempat dimana aku banyak belajar disini, yang awalnya aku tak tahu menjadi tahu, yang awalnya aku tak bisa menjadi bisa, yang awalnya aku takut menjadi berani dll. Dua belas tahun aku disini namun hanya 3 lembar ijazah (2 sih, yang SMA belum:”) yang kudapat. Tak lupa dengan 3 buah buku rapot dengan warna yang berbeda. Ijazah dan rapot hanya bukti fisik saja, bukti lainnya dalam bentuk kenangan yang terbungkus rapih dimemori ingatanku. Yap, tempat itu bernama “SEKOLAH.”

Disinilah berbagai cerita terjadi, mulai dari culunnya waktu SD, alaynya jaman SMP bahkan gilanya masa SMA. Semuanya terukir indah dimemoriku. Aku juga tidak menyangka waktu berjalan secepat ini. Umurku makin bertambah dan saatnya aku menuju pendidikan yang lebih tinggi disebuah perguruan tinggi, bukan sekolah lagi:”). Jujur, aku rindu sekolah. Sebenci-bencinya aku dengan sekolah dan seisinya namun ada rasa rindu dihati ketika telah pergi dari sekolah dan tak akan pernah kembali ke masa itu. Terdengar lebay. Tapi ini yang aku rasakan. Dimulai dari…

 

6 tahun pertama sekolah. Berpakaian merah putih. Aku masih culun waktu itu, masih takut, masih cemen, masih cengeng juga. Rambut pendek berponi dihiasi bando dengan warna yang selalu aku pakai sesuai warna baju seragam. Disini adalah masa yang sulit hanya sebuah PR matematika, masa yang ketika pensilmu lebih kecil dari kelingkingmu maka ibumu akan meninggal dunia, masa yang masih main BPan dan karet. Waktu SD aku akui aku memang rajin, bukannya sombong, tapi dari ketiga jenjang pendidikanku aku paling rajin waktu SD, bahkan jika tidak ada PR pun aku belajar. Sok-sokan mengisi LKS atau baca cerita di buku paket. Sungguh murid teladan. Di SD juga hal pertama dalam hidupku terjadi, dari pertama kali punya teman akrab yang gesrek, pertama kali bikin orang tua bangga karena juara kelas, pertama kali jadi pengibar sang saka merah putih, pertama kali suka sama lawan jenis, pertama kali bisa sepeda, dan pertama-pertama lainnya.  Oh ya, waktu SD aku paling suka hari sabtu karena kami senam SKJ berjamaah, apalagi saat aku kelas 6, jadi aku kadang paling depan karena aku hafal gerakan senamnya. Benar-benar swag.-.


3 tahun selanjutnya. Putih biru warna seragamnya. Untuk pertama kali main social media, sebut saja Facebook. Dengan bangganya aku menulis status dengan bahasa Indonesia bercampur angka disana, banyak yang like pula, makin merasa berdosa. Tak lupa dengan foto-foto alay dengan gaya khas yang menjijikan. Huft sungguh masa-masa jahiliyah. Di SMP juga untuk pertama kalinya aku naik angkot, pertama kalinya pulang sore dengan alasan kerja kelompok padahal nonton film, pertama kalinya main jauuuuuh, pertama kalinya nebeng cowo dan setelah itu aku merasa kotor dan berdosa dan yang paling penting pertama kalinya aku ... haid. Hahaha. Oh Ya Allah aku merasa tenang. Okay abaikan. Aku juga mulai berubah waktu SMP, menutup aurat contohnya, ya walaupun masih lepas pasang. Mulai mengenal arti persahabatan yang hangat, dengan kegilaan yang mereka ciptakan aku selalu nyaman sama mereka. Beruntungnya kami masih berhubungan sampai sekarang.

(izin ambil gambar smancil dari blogmu ya jrul._.)

3 tahun terakhir. Unbelievable, aku berubah 180 derajat disini. Dari pemalu jadi malu-malu an*jing. Mulai dari aktif ekskul, kepo sama kehidupan senior, pulang sore tiap hari demi nungguin dia, sering kongkow, izin ke toilet ternyata ke kantin, melakukan doping ketika ulangan, tidur saat jam pelajaran, suruh searching materi di mbah google malah buka social media, bawa handphone padahal dilarang, di masjid bukannya ibadah malah wifian, jam kosong bukannya belajar malah ghibah, mengenal kata-kata kotor yang ingin rasanya berkata kotor juga, dan hal gila lainnya. Masa yang begitu indah tercipta lebih banyak disini. Rasanya tidak ada kata jaim disini, laki-laki perempuan sama saja, apalagi aku menemukan segerombolan gembel-gembel buangan yang membutuhkan kasih sayang. Ya karena mereka juga SMAku berwarna. Jujur, di SMA aku menjadi cuek terutama dalam pelajaran (jangan ditiru ya adik-adik), aku merasa sabodo teuing apalagi sama fisika yang tidak pernah memahamiku. Jarang ngerjain PR dirumah juga, ulangan tidak pernah belajar, remedial adalah makanan sehari-hari. Huft begitulah. Main handphone mulu padahal sepi, tidak ada chat satu pun. Sesepi hatiku. Hiks. Walaupun seragamnya berwarna putih abu-abu namun tidak se-abuabu kenangannya. Disini juga kisah kasihku terjadi hmm. Kata orang masa yang paling indah adalah masa SMA, untuk sementara ini aku setuju:)

Begitulah dua belas tahun terakhir kegiatan sehari-hariku. Pergi pagi pulang siang (kadang sore), mengais ilmu. Sekarang saatnya aku menuju tempat yang lebih tinggi untuk belajar lebih banyak lagi, berteman dengan banyak orang lagi, memulai kehidupan yang membuatku lebih dewasa dan tak lupa membuat orang tuaku bangga.

Oh ya besok masuk sekolah ya, semangat! Jangan lupa tas, bukunya disampul, alat tulis dan perlengkapan upacaranya. Jangan sampai telat ya! Nikmati masa sekolah kalian. Untuk yang jadi siswa baru jangan lupa cari gebetan baru.
- kadang masih latah pengen ikutan sekolah - 


It's not the goodbye that hurts, but the flashbacks that follow

Popular posts from this blog

Home.

Jogja.

15 The Ways You Hurt Me.