Jogja.

-







Hai.

Akhirnya terealisasikan juga setelah sekian lama ngumpulin niat buat nulis tentang jogja. Sebenernya gue ga sanggup menuliskan bahagianya disana, rasanya tuh jari jadi kaku, bahkan kata kata juga tak mampu untuk mendeskripsikannya. Halah lebay.

Bingung sih mau nulisinnya gimana, banyak banget gengs. Ga hapal aing wkwkk. Ga sanggup juga kalau flashback, apalagi kalau kenangannya indah, jadi pengen balik lagi hm. Jadi ya, gue ga bakal nyeritain detailnya disini. Gue cuma mau nulis dikiiit aja, seengganya biar cerita jogja kemarin abadi. Dan ga lupa gue cantumin foto juga, biar foto aja yang berbicara “betapa bahagianya kita”. Cielah. Intinya ... gue kangen.

Kangen suasana kota Jogja yang romantis. Kangen sempit sempitan di mobil. Kangen makan bareng. Kangen dimarahin anak cowo karena kita lama dandannya. Bhak. (percayalah, Mute yang paling lama:)). Kangen kasbon mengkasbon. Kangen main kartu. Kangen ngebully Wiwin. Kangen berisiknya Firda kalo lagi laper. Kangen pasrahnya Nanad kalo dia mandi terakhir. Kangen paha besarnya Mute. Kangen ngebolang bareng Ipeh. Kangen koplaknya Epek. Kangen peanya Ongek. Kangen pasrahnya Ade waktu kalah main kartu (payah lu). Kangen celana Coco yang robek ehe. Dan kekangenan yang lain.

Oh ya, kalian masih inget kalimat ini ga?

“berang berang bawa kancut, berancut”

“L pikir? G gtw....”

“bayar kasbon guysss”

“lapeerrrrrrr” – ini kebanyakan keluar dari mulut team lapar.

“mao mao mao” – only Epek.

Gue sendiri juga ga ngerti apa esensinya kalimat kalimat itu.

Setiap tempat yang kita kunjungin juga punya perjuangan dan ceritanya masing masing. Like muter muter nyasar nyari jalan karna dibegoin maps, harus panas panasan dan naik gunung ke Watu Payung dan Kebun Buah, gaada yang bisa nembus beringin kembar kecuali Mute (hebat ye lu blay), celana Coco yang robek karena lompat, Ade yang kepeleset, nahan malu minta foto ke bule, perjuangan Ongek yang naek tangga Gereja Ayam, pegelnya leher karena 2 jam nonton film paling depan :)))

Satu hal yang pasti, dari liburan kemaren banyak banget pelajaran yang didapet. Kaya kebersamaan, kekeluargaan, kepedulian, lebih bersyukur karena masih bisa menikmati ciptaanNya yang sangat indah, ditambah lagi bersyukurnya karena nikmatin bareng kalian. Ya, cape badan juga berbanding lurus sama kenangan dan pelajaran yang didapet.

Pokoknya 7 hari 6 malem kemaren bakalan jadi salah satu kenangan yang gabisa gue lupain. Ditunggu next tripnya dan selamat bertahan hidup teman, see u next semester:)

Tulisan ini disponsori oleh liburan yang gabut.

Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang mendukung liburan kami; Allah SWT, orang tua, paijo (karenamu, kita ga jadi ngegembel), abang abang gofood (karenamu, perut kita sejahtera), pemilik penginapan (terima kasih untuk lilin dan koreknya pa), tourguide goa pindul yang lawak (inget slogan beha kan?), dan pihak pihak yang lain. Ehe.  


Ada bahagia yang tak sanggup kutuliskan. Jogja, dan kalian misalnya.








Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Home.

-
Apa yang kalian pikirkan tentang rumah? Coba kutebak, sebuah tempat yang menghangatkan? Tempat istirahat terbaik? Atau malah sebuah tujuan? Aku menuliskan ini karena beberapa sahabatku pulang kemarin, dan kita berkumpul. Sekadar menceritakan apa saja yang kita lalui selama kita berjarak. Sampai pada saat aku bertanya “sampai kapan di sini?” “besok sore” katanya. “anjir. bentar banget. ngapain coba pulang?” kataku ketus tanpa dosa. “kan udah gue bilang, gue kangen rumah, kangen kalian juga ” jawabnya. Aku diam. Awalnya aku memang tidak terlalu mengerti bagaimana rasanya. Tapi tidak sampai ketika aku mendengar jawaban itu dengan serius disertai nada yang tegas. Ternyata, manusia sekuat dan setegar laki-laki pun kalau sudah saatnya pulang ke rumah, ya, dia akan pulang. Bagaimana pun caranya. Seharusnya aku tidak berhak menuliskan tentang ‘rumah’ karena setiap hari aku memang pulang ke rumah. Termasuk merasakan hangatnya suasana rumah. Tapi, bagaimana dengan
Read more

15 The Ways You Hurt Me.

-
Perkenalkan, aku seorang perempuan cuek yang belum pernah mengenal apa itu cinta. Tapi tenang, hidupku baik-baik saja. Sangat baik malah, karena hari-hariku ditemani oleh oppa-oppa drama korea. Jadi, aku sama sekali tidak kesepian. Walaupun mereka adalah hal yang fana, tapi aku bahagia. Kamu datang. Awalnya biasa saja, dan aku pun sama sekali tak peduli. Yang kupikirkan saat itu adalah  “dasar pengganggu!!”.  Tapi lama-lama aku menikmatinya. Aku mulai terbiasa oleh semua yang berhubungan denganmu. Parahnya, pertanyaan basa basimu itu lah yang selalu aku tunggu. Semuanya berubah. Aku mulai melupakan drama korea, karena ada kamu. Kamu lah bentuk nyata bahagiaku saat itu. Kalau boleh jujur, kamu orang pertama yang melukiskan warna dalam kanvas hidupku yang hampa. Kamu juga yang membuat ponselku berfungsi sebagaimana mestinya, tidak lagi ada ponsel yang rusak. Kita semakin dekat. Sangat dekat. Bahkan kedekatan kita banyak disalahartikan oleh teman-temanku. Dan kedeka
Read more