Perkenalkan, aku seorang
perempuan cuek yang belum pernah mengenal apa itu cinta. Tapi tenang, hidupku
baik-baik saja. Sangat baik malah, karena hari-hariku ditemani oleh oppa-oppa
drama korea. Jadi, aku sama sekali tidak kesepian. Walaupun mereka adalah hal
yang fana, tapi aku bahagia.
Kamu datang. Awalnya
biasa saja, dan aku pun sama sekali tak peduli. Yang kupikirkan saat itu
adalah “dasar pengganggu!!”. Tapi lama-lama aku menikmatinya.
Aku mulai terbiasa oleh semua yang berhubungan denganmu. Parahnya, pertanyaan
basa basimu itu lah yang selalu aku tunggu.
Semuanya berubah. Aku
mulai melupakan drama korea, karena ada kamu. Kamu lah bentuk nyata bahagiaku
saat itu. Kalau boleh jujur, kamu orang pertama yang melukiskan warna dalam
kanvas hidupku yang hampa. Kamu juga yang membuat ponselku berfungsi sebagaimana
mestinya, tidak lagi ada ponsel yang rusak.
Kita semakin dekat.
Sangat dekat. Bahkan kedekatan kita banyak disalahartikan oleh teman-temanku.
Dan kedekatan ini sesungguhnya menyakitiku dan mungkin menyakiti kekasihmu
kalau dia tahu semua ini. Aku yang bodoh, harusnya aku sama sekali tidak
mempersilahkan seseorang mengisi hatiku kalau dianya saja hatinya sudah
berpenghuni.
Ngomong-ngomong kekasihmu
apa kabar? Sungguh, saat itu dikepalaku banyak pertanyaan seputar kamu dan dia.
Apa yang membuatmu selalu mengabariku? Apa arti kedekatan ini? Apa arti semua
perhatianmu ini? Apa? Padahal, kekasihmu adalah orang yang paling berhak kamu
perlakukan semua itu. Apa jangan-jangan kamu butuh lebih dari satu?
Keadaan diperparah saat
kekasihmu meng-upload foto bersama kalian. Kulihat lengkungan
senyum kalian yang sangat bahagia. Itu sangat-sangat-sangat menyakitiku. Bodoh.
Aku bodoh telah menaruh harapan yang besar dengan seseorang yang jelas-jelas
sudah memiliki bahagia lainnya.
Dan, semua pertanyaanku
terjawab saat kamu bilang “aku ingin punya sahabat perempuan yang
selalu ada, disaat aku sedih atau senang”. Ya, sa-ha-bat. “Dasar
bedebah, perlukah sahabat diperhatikan sebegitunya? Dikabari setiap hari?
Bahkan untuk apa juga kamu izin denganku saat kamu ingin berkencan dengan
pacarmu itu? Hah?!”
Dari awal harusnya aku
sudah tahu kalau dihatimu hanya ada kekasihmu. Dan aku hanya sebagai boneka
papet yang kamu mainkan dikala kamu sedang bosan dan salah paham dengan
kekasihmu itu. Aku itu hiburan hatimu untuk sesaat, bukan? Ya, aku memang tidak
lebih dari itu.
Tapi pada suatu hari,
entah apa yang terjadi, kalian putus. Benar-benar putus. Foto bahagia kalian
sudah dihapus. Bahkan, kalian saling mem-block akun social media
satu sama lain. Entah aku harus senang atau sedih. Aku hanya berharap kalau
putusnya kalian sama sekali tidak ada hubungannya denganku.
Kamu sudah sendiri
sekarang. Jadi, apa salahnya aku berharap lagi? Harapan yang lebih besar. Aku
benar-benar membuka hatiku untukmu. Aku membalas semua perhatianmu. Bahkan, aku
berpikir kamu memiliki rasa yang sama denganku. Kalau aku pikir sekarang, aku
perempuan paling bodoh saat itu.
Saat aku sedang
jatuh-jatuhnya denganmu, namun kenyataan mengatakan sebaliknya. Kamu kembali
pada kekasihmu itu. Aku sangat-sangat-sangat terluka. Bodoh. Entah sudah berapa
kali aku mengatakan diriku bodoh. Harusnya aku sadar kalau aku
hanya rest area sebelum kamu melanjutkan perjalanan bahagiamu.
Aku hancur. Aku terluka.
Aku patah. Sial, bahagia yang aku kira nyata ini menyakitiku dengan sangat menyakitkan.
Semua hal yang kamu berikan itu sangat berarti untukku. Kamulah yang pertama
mengenalkan indahnya cinta dan kamu juga yang pertama menjatuhkanku. Tuhan,
ternyata patah hati sesakit ini.
Kini, aku kembali
berjalan lirih. Menata satu persatu hati yang patah karenamu. Belum lagi kalau
air mataku yang tiba-tiba jatuh. Ditambah kalau rindu dan bayanganmu yang
muncul tanpa aba-aba. Sungguh sangat merepotkan. Aku hanya berharap aku bisa
kembali menjadi aku yang bahagia karena drama korea. Secepatnya.
Aku bahagia kalau kamu
bahagia dengannya. Sayangnya, kalimat barusan adalah kalimat yang paling aku
benci. Ah sudahlah. Selamat tinggal kamu. Jangan pernah muncul dihidupku lagi
kalau niatmu itu tidak lebih dari sampah. Karena hati dan airmataku terlalu
berharga untuk lelaki brengsek sepertimu.
Terima kasih untuk segala
yang pernah kamu berikan. Terima kasih telah menjadikanku istimewa dan
perempuan beruntung walaupun hanya sebagai sahabat. You are really my
bestfriend.
Ah
ya, satu lagi, terima kasih telah bersedia menjadi yang pertama sekaligus yang terburuk
:)
:""""""))))))))))
ReplyDelete