Posts

Showing posts from 2017

2017

Tahun baru. Identik dengan kembang api, terompet, konser musik, dan perayaan-perayaan lainnya yang memuakan telinga. Tunggu, itu hanya pendapatku, karena aku tidak terlalu suka keramaian. Aku lebih suka melewati tahun baru di rumah sambil menulis atau menonton film-film horror kesukaanku. Atau bahkan tertidur pulas dibawah selimut kesayangan adalah jalan terbaik untuk melewati malam pergantian tahun. Karena bagiku, semua malam itu sama saja. Selain ketenangan, aku suka memandangi langit-langit malam. Apalagi kalau banyak bintang-bintang yang mengelilingi bulan bergantung dengan manja di atas sana. Tapi hari ini, langit malam kesukaanku akan terganggu hidupnya dan akan terusik ketenangannya. Dia akan diserang bertubi-tubi oleh ratusan kembang api di seluruh penjuru dunia. Sungguh malang nasibnya. Untung saja langit malam kesukaanku tidak menyerang balik dengan ratusan kembang api. Kalau sampai itu terjadi, bisa musnah semua mahluk yang ada di bumi. Oh ya, tahun baru ini kamu kemana

Home.

Apa yang kalian pikirkan tentang rumah? Coba kutebak, sebuah tempat yang menghangatkan? Tempat istirahat terbaik? Atau malah sebuah tujuan? Aku menuliskan ini karena beberapa sahabatku pulang kemarin, dan kita berkumpul. Sekadar menceritakan apa saja yang kita lalui selama kita berjarak. Sampai pada saat aku bertanya “sampai kapan di sini?” “besok sore” katanya. “anjir. bentar banget. ngapain coba pulang?” kataku ketus tanpa dosa. “kan udah gue bilang, gue kangen rumah, kangen kalian juga ” jawabnya. Aku diam. Awalnya aku memang tidak terlalu mengerti bagaimana rasanya. Tapi tidak sampai ketika aku mendengar jawaban itu dengan serius disertai nada yang tegas. Ternyata, manusia sekuat dan setegar laki-laki pun kalau sudah saatnya pulang ke rumah, ya, dia akan pulang. Bagaimana pun caranya. Seharusnya aku tidak berhak menuliskan tentang ‘rumah’ karena setiap hari aku memang pulang ke rumah. Termasuk merasakan hangatnya suasana rumah. Tapi, bagaimana dengan

15 The Ways You Hurt Me.

Perkenalkan, aku seorang perempuan cuek yang belum pernah mengenal apa itu cinta. Tapi tenang, hidupku baik-baik saja. Sangat baik malah, karena hari-hariku ditemani oleh oppa-oppa drama korea. Jadi, aku sama sekali tidak kesepian. Walaupun mereka adalah hal yang fana, tapi aku bahagia. Kamu datang. Awalnya biasa saja, dan aku pun sama sekali tak peduli. Yang kupikirkan saat itu adalah  “dasar pengganggu!!”.  Tapi lama-lama aku menikmatinya. Aku mulai terbiasa oleh semua yang berhubungan denganmu. Parahnya, pertanyaan basa basimu itu lah yang selalu aku tunggu. Semuanya berubah. Aku mulai melupakan drama korea, karena ada kamu. Kamu lah bentuk nyata bahagiaku saat itu. Kalau boleh jujur, kamu orang pertama yang melukiskan warna dalam kanvas hidupku yang hampa. Kamu juga yang membuat ponselku berfungsi sebagaimana mestinya, tidak lagi ada ponsel yang rusak. Kita semakin dekat. Sangat dekat. Bahkan kedekatan kita banyak disalahartikan oleh teman-temanku. Dan kedeka

Jogja.

Image
Hai. Akhirnya terealisasikan juga setelah sekian lama ngumpulin niat buat nulis tentang jogja. Sebenernya gue ga sanggup menuliskan bahagianya disana, rasanya tuh jari jadi kaku, bahkan kata kata juga tak mampu untuk mendeskripsikannya. Halah lebay. Bingung sih mau nulisinnya gimana, banyak banget gengs. Ga hapal aing wkwkk. Ga sanggup juga kalau flashback, apalagi kalau kenangannya indah, jadi pengen balik lagi hm. Jadi ya, gue ga bakal nyeritain detailnya disini. Gue cuma mau nulis dikiiit aja, seengganya biar cerita jogja kemarin abadi. Dan ga lupa gue cantumin foto juga, biar foto aja yang berbicara “betapa bahagianya kita”. Cielah. Intinya ... gue kangen. Kangen suasana kota Jogja yang romantis. Kangen sempit sempitan di mobil. Kangen makan bareng. Kangen dimarahin anak cowo karena kita lama dandannya. Bhak. (percayalah, Mute yang paling lama:)). Kangen kasbon mengkasbon. Kangen main kartu. Kangen ngebully Wiwin. Kangen berisiknya Firda kalo l

Kejutan.

Image
Hai, Assalamu’alaikum. Gimana kabarnya? Puasa hari ini lancar kan? Kali ini gue bakal nulis yang berfaedah dikit. Bukan, bukan tentang galau melankolis lagi. Cape kali hati gue galau mulu. Gaada juga yang harus digalauin wk. Btw ini semua tentang sebuah “perjuangan”. Karena emang pas waktunya. Perjuangan yang ngajarin gue arti keikhlasan dan ngebuat gue lebih bersyukur menjalani hidup. Sekali lagi, tulisan ini sama sekali bukan buat sok bijak atau pamer, plis deh hidup gue se flat  ini kaya jalan tol, apa yang pantes gue pamerin? Ini semua berawal dari semester 2 kelas 12, gue menyesali kegiatan SMA gue yang penuh dengan sia sia. Lebih banyak dihabiskan dengan hal yang gak berfaedah. Belajar pun jarang. Terlalu woles parah. Nilai TO ancur, gak pernah nyentuh angka 7. Ya Allah, mengheningkan cipta mulai. Ya memang sih, penyesalan datangnya belakangan, kalau datangnya awalan namanya pendaftaran /bodowa. Jadi, gue bener bener tobat waktu itu. Ya walaupun ga tobat sepenuhnya

Holyday.

Image
Selamat sore, Jumat. Rindu ini kian merambat. Semoga kamu memang orang yang tepat. Untuk menuntunku ke surga di akhirat. /lah /matidonggue. Halah, abaikan pembuka yang melankolis itu yak. Jadi, disore hari yang gabut ini gue mau nnn, alias ngobrol nulis ngalor ngidul tentang harpitnas kemarin. Biasanya, harpitnas itu sesuatu menyebalkan yang (sebenernya pengen) dihindari, ya abisnya nyelempet kek upil orang ketiga. Merusak suasana pokoknya. Tapi kali ini beda, karena harpitnas kemarin gue dan dugong-dugong kelas liburan ke pantai kuta. Asal kalian tahu, liburan sekelas adalah seribu wacana yang tak pernah menjadi nyata, kaya hubungan gue sama dia . Dan sebenernya juga tempat awal liburan sih ke Tanjung Lesung lah, ke Sawarna lah, ke Puncak lah, ke Bali lah, ke Singapur lah, ke Hawaii lah. Tapi jadinya ke Anyer, yaudalahya, yang penting jadi...an. Namanya juga hidup guys, seringkali realita ga sesuai sama ekspektasi. Liburan kali ini diketuplaki oleh Bang Epek (ketuplak :

Kuli-ah.

Hm. Hai. Post pertama di 2017 nih yeay /terus.    Kali ini aku ingin bercerita tentang (sebagian) kehidupan kampus, ya itung-itung ngilangin gabut disela-sela liburan semester. Hm liburan semester ya – ga ngampus sebulan lebih – ga dapet pemasukan – dompet kering – ga bisa jalan-jalan – gabut dirumah – ngebusuk dikamar – masuk-masuk ubanan. Wk iya aja wa. Oke, back to topic guys. Kegiatan perkuliahan pasti diawali dengan ospek, dari universitas sampai jurusan. Untuk yang jurusan udah kuceritakan tahun lalu. Kalau yang universitas sama fakultas sih kebanyakan materi, tapi karena mata ke pemateri tapi pikiran mah melayang nan jauh dimana, jadinya I’ve got nothing /plak. Eh tapi aku kenalan sama beberapa teman dari beberapa jurusan loh, dari teknik, hukum, pertanian, pendidikan dan lain lain. Dan yang paling menyedihkan yang aku ingat sih saat ada yang menanyakan ... “Sal, di serang XXI dimana?” “Disini gaada bioskop, kalo mau di cilegon, itu pun 21 bukan XXI” “Kalau starb